Sekedar mengingatkan 5 hari lagi adalah keputusan kenaikan harga BBM.
Salah satu argumen SBY, kenaikan tersebut adlh utk menyelamatkan APBN supaya tdk jebol.
Berikut saya sampaikan data yg tdk pernah SBY sampaikan kepada rakyat, hitungan yg sesungguhnya bahwa dengan tdk mengurangi subsidi dan tdk menaikan harga BBM sebetulnya APBN tdk jebol.
Berikut ini data yg saya kompilasi dari berbagai sumber, terutama dari para ekonom yang tdk bermahzab neolib!
SILAHKAN BUKA INFO LENGKAPNYA DI :http://www.riekediahpitaloka.com/release/201203/kenaikan-harga-bbm-sby-untung-rakyat-buntung/
KESIMPULAN:
1. Pertamina memperoleh hasil penjualan BBM premium sebanyak 63 Milyar liter dgn harga Rp.4500,- yg hasilnya Rp. 283,5 Trilyun.
2. Pertamina harus impor dari Pasar Internasional Rp. 149,887 Trilyun.
3. Pertamina membeli dari Pemerintah Rp. 224,546 Trilyun.
4. Pertamina mengeluarkan uang untuk LRT 63 Milyar Liter @Rp.566,-= Rp. 35,658 Trilyun.
5. Jumlah pengeluaran Pertamina Rp. 410,091 trilyun.
6. Pertamina kekurangan uang, maka Pemerintah yang membayar kekurangan ini yg di Indonesia pembayaran kekurangan ini di sebut "SUBSIDI"
7. Kekurangan yg dibayar pemerintah (SUBSIDI) = Jumlah pengeluaran Pertamina dikurangi dengan hasil penjualan Pertamina BBM kebutuhan di Indonesia= Rp. 410,091 trilyun – Rp. 283,5 trilyun= Rp. 126,591 trilyun.
8. Tapi ingat, Pemerintah juga memperoleh hasil penjualan kepada Pertamina (krn Pertamina juga membeli dari pemerintah) sebesar Rp. 224,546 trilyun
Catatan Penting: hal inilah yg tdk pernah disampaikan oleh Pemerintah kpd masyarakat.
9. Maka kesimpulannya adalah pemerintah malah kelebihan uang, yaitu sebesar perolehan hasil penjualan ke pertamina – kekurangan yang dibayar Pemerintah (subsidi)= Rp. 224,546 Trilyun – Rp. 126,591 Trilyun= Rp. 97,955 Trilyun Artinya, APBN tidak Jebol justru saya jadi bertanya:
Dimana sisa uang keuntungan pemerintah jual BBM Sebesar Rp. 97,955 trilyun?
Powered by Telkomsel BlackBerry®
No comments:
Post a Comment