Usaha untuk memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi secara utuh masih mengalami banyak hambatan. Salah satunya terkait sikap dan perilaku masyarakat. “Tidak usahlah munafik,” ujar Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Dr. dr. Sugiri Syarif ketika ditanya tentang usaha penyebaran pendidikan seks usai konferensi acara peringatan hari Kontrasepsi Sedunia di Hotel Grand Melia, Senin 26 September 2011.
Dia pun mengiyakan ketika disinggung tingginya minat masyarakat mencari informasi dan berita di media Internet tentang hal ini. Dia mengakui pendidikan seks belum bisa diterapkan secara terbuka. Sebagian masyarakat masih keberatan.
“Coba Anda memberi penjelasan secara terbuka, langsung diprotes. Hambatannya normatif,” ujar dia. Sugiri mengatakan jika masyarakat, terutama anak muda, tidak mendapatkan informasi kesehatan reproduksi yang benar akan berpotensi meningkatkan seks bebas dan kehamilan yang tidak diinginkan. Lebih parah lagi akan meningkatkan angka aborsi dan kematian.
Agar tidak terlalu frontal, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional telah menjalankan program pendidikan reproduksi melalui jalur pendidikan. Mereka membentuk Pusat Konsultasi Remaja dan Mahasiswa. Saat ini tak kurang dari 4.900 pusat konsultasi telah terbentuk.
“Yang bicara dari kelompok mereka sendiri, agar mereka terhindar dari kehamilan yang tak diinginkan,” ujarnya. Selain dari kelompok remaja, mereka juga berusaha menembus penyebaran informasi ini melalui program bina keluarga. Para orang tua yang mempunyai anak remaja diberi pengetahuan untuk menginformasikan ke anak-anaknya.
DIAN YULIASTUTI
No comments:
Post a Comment